TEMA 1
BERCERMIN PADA HIDUP NABI YESAYA
MENJADI TANDA PENGHARAPAN
BAGI ORANG YANG BERPUTUS ASA
(Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8)
PEMBUKAAN
BERCERMIN PADA HIDUP NABI YESAYA
MENJADI TANDA PENGHARAPAN
BAGI ORANG YANG BERPUTUS ASA
(Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8)
PEMBUKAAN
Lagu pembuka
Pertemuan bisa diawali dengan lagu pembuka yang sesuai dengan tema pembicaran.
Doa Pembuka
Pemandu menyiapkan doa pembuka sendiri. Doa pembuka mengarah pada tema pembicaraan.
Pengantar singkat
Pemandu memberikan pengantar tentang tema pertemuan dan proses pertemuan yang akan dilaksanakan.
PENGALAMAN MANUSIAWI
Dibaca dan di dalami dalam kebersamaan.
KESETIAAN TRIMBIL DIUJI
Di tengah situasi krisis energi dan mahalnya bahan bakar minyak (BBM), Trimbil ingin mengubah air menjadi minyak dengan tujuan membantu banyak orang untuk mendapatkan minyak dan menjadi kaya raya.
Trimbil mendapat “wangsit” supaya ia pergi menemui seorang ahli kimia, yang tinggal di sebuah goa di tengah hutan. Trimbil hanya diperkenankan mengajukan satu pertanyaan “bagaimana caranya mengubah air menjadi minyak”.
Setelah menempuh perjalanan jauh, melelahkan dan penuh tantangan akhirnya Trimbil berjumpa dengan ahli kimia yang ditunjukkan dalam wangsit. Trimbil berjumpa dengan seorang yang berparas cantik jelita dan menawan hati. Dengan hati terpesona trimbil mengajukan pertanyaan “Apakah Nona sudah menikah?”
Pertanyaan pengalaman manusiawi
a. Apakah Trimbil orang yang konsisten/setia? Mengapa?
b. Apakah Anda pernah mengalami godaan tidak konsisten/setia dalam keluarga? Mengapa?
PENGALAMAN IMAN
Disampaikan oleh pemandu dengan kata-kata sendiri.
Saudara-saudari, Trimbil adalah orang yang tidak konsisten/setia dengan apa yang telah disepakati/”diwangsitkan”. Dalam perja-lanannya setelah menemukan hal-hal yang lebih menarik, mempesona Trimbil berubah pikiran. Kita sering juga tidak konsisten/setia dengan apa yang telah menjadi kesepakatan, sehingga bisa menimbulkan konflik. Kita masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri, mau menangnya sendiri. Pada saat mengalami konflik merasa tidak ada harapan untuk bangun kembali, merasa ditinggalkan oleh Tuhan. Walaupun sebenarnya Tuhan tidak membiarkan kita. Kita dalam situasi yang terpuruk/rapuh tetap mempunyai harapan, seperti nabi Yesaya ketika menghadapi bangsa Israel.
Yesaya berada dalam situasi bangsa Israel yang terpuruk, yang tidak mempunyai harapan lagi. Tetapi Yesaya hadir membawa harapan atau damai, karena ia mempunyai relasi baik dengan Tuhan, tidak mencari kepentingan diri, mau bersusah-susah dan mau bersama dengan mereka. Bangsa Israel sadar dan mengakui kelemahannya dengan mengatakan: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Yes 64:6).
Dalam situasi ini Yesaya mengajak umat Israel untuk mengakui, kelemahan, kerapuhan tetapi berpengharapan kepada Tuhan. Mengakui Allah sebagai Bapa yang sebenarnya. Maka marilah kita simak kutipan Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8.
Bacaan Kitab Suci (Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8)
Dibaca dan di dalami dalam kebersamaan.
Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8
16 Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
17 Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!
1 Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu
3 karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!
4 Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.
5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami membe-rontak sejak dahulu kala.
6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesa-lehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyap-kan oleh angin.
7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.
8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Pertanyaan Pendalaman iman
1. Situasi macam apa yang dialami bangsa Israel menurut teks Yesaya tersebut?
2. Usaha-usaha apa yang harus diperjuangkan dalam keluarga yang sedang mengalami kelemahan, kerapuhan?
REFLEKSI DAN KEPUTUSAN IMAN (AKSI NYATA)
• Setiap peserta diberi kesempatan untuk membuat satu niat yang mendasak diperjuangkan dalam keluarga.
• Niat ditulis dalam selembar kertas kecil yang telah disediakan.
Doa spontan
Peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan doa secara spontan baik permohonan, syukur serta niat-niat nya.
Pertemuan bisa diawali dengan lagu pembuka yang sesuai dengan tema pembicaran.
Doa Pembuka
Pemandu menyiapkan doa pembuka sendiri. Doa pembuka mengarah pada tema pembicaraan.
Pengantar singkat
Pemandu memberikan pengantar tentang tema pertemuan dan proses pertemuan yang akan dilaksanakan.
PENGALAMAN MANUSIAWI
Dibaca dan di dalami dalam kebersamaan.
KESETIAAN TRIMBIL DIUJI
Di tengah situasi krisis energi dan mahalnya bahan bakar minyak (BBM), Trimbil ingin mengubah air menjadi minyak dengan tujuan membantu banyak orang untuk mendapatkan minyak dan menjadi kaya raya.
Trimbil mendapat “wangsit” supaya ia pergi menemui seorang ahli kimia, yang tinggal di sebuah goa di tengah hutan. Trimbil hanya diperkenankan mengajukan satu pertanyaan “bagaimana caranya mengubah air menjadi minyak”.
Setelah menempuh perjalanan jauh, melelahkan dan penuh tantangan akhirnya Trimbil berjumpa dengan ahli kimia yang ditunjukkan dalam wangsit. Trimbil berjumpa dengan seorang yang berparas cantik jelita dan menawan hati. Dengan hati terpesona trimbil mengajukan pertanyaan “Apakah Nona sudah menikah?”
Pertanyaan pengalaman manusiawi
a. Apakah Trimbil orang yang konsisten/setia? Mengapa?
b. Apakah Anda pernah mengalami godaan tidak konsisten/setia dalam keluarga? Mengapa?
PENGALAMAN IMAN
Disampaikan oleh pemandu dengan kata-kata sendiri.
Saudara-saudari, Trimbil adalah orang yang tidak konsisten/setia dengan apa yang telah disepakati/”diwangsitkan”. Dalam perja-lanannya setelah menemukan hal-hal yang lebih menarik, mempesona Trimbil berubah pikiran. Kita sering juga tidak konsisten/setia dengan apa yang telah menjadi kesepakatan, sehingga bisa menimbulkan konflik. Kita masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri, mau menangnya sendiri. Pada saat mengalami konflik merasa tidak ada harapan untuk bangun kembali, merasa ditinggalkan oleh Tuhan. Walaupun sebenarnya Tuhan tidak membiarkan kita. Kita dalam situasi yang terpuruk/rapuh tetap mempunyai harapan, seperti nabi Yesaya ketika menghadapi bangsa Israel.
Yesaya berada dalam situasi bangsa Israel yang terpuruk, yang tidak mempunyai harapan lagi. Tetapi Yesaya hadir membawa harapan atau damai, karena ia mempunyai relasi baik dengan Tuhan, tidak mencari kepentingan diri, mau bersusah-susah dan mau bersama dengan mereka. Bangsa Israel sadar dan mengakui kelemahannya dengan mengatakan: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Yes 64:6).
Dalam situasi ini Yesaya mengajak umat Israel untuk mengakui, kelemahan, kerapuhan tetapi berpengharapan kepada Tuhan. Mengakui Allah sebagai Bapa yang sebenarnya. Maka marilah kita simak kutipan Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8.
Bacaan Kitab Suci (Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8)
Dibaca dan di dalami dalam kebersamaan.
Yes 63:16b-17; 64:1.3b-8
16 Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
17 Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!
1 Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu
3 karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!
4 Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.
5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami membe-rontak sejak dahulu kala.
6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesa-lehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyap-kan oleh angin.
7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.
8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Pertanyaan Pendalaman iman
1. Situasi macam apa yang dialami bangsa Israel menurut teks Yesaya tersebut?
2. Usaha-usaha apa yang harus diperjuangkan dalam keluarga yang sedang mengalami kelemahan, kerapuhan?
REFLEKSI DAN KEPUTUSAN IMAN (AKSI NYATA)
• Setiap peserta diberi kesempatan untuk membuat satu niat yang mendasak diperjuangkan dalam keluarga.
• Niat ditulis dalam selembar kertas kecil yang telah disediakan.
Doa spontan
Peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan doa secara spontan baik permohonan, syukur serta niat-niat nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar