RELASI DALAM KELUARGA
(Yes 61:1-11)
PEMBUKAAN
Lagu Pembukaan
Jika dipandang perlu, pertemuan diawali dengan Lagu Pembukaan yang telah dipilih dan disesuaikan dengan tema pertemuan yang akan dibahas.
Doa Pembukaan
Untuk Doa Pembukaan, pemandu atau peserta yang telah ditunjuk sebelumnya dapat menyiapkan dan membawakannya sesuai dengan situ-asi konkrit umat dalam kelompok.
Kata Pengantar
Dimaksudkan agar pemandu dengan kata-kata sendiri dapat mengantar peserta masuk ke dalam pergumulan pengalaman manusiawi melalui kisah atau cerita yang tersedia.
Pemandu juga dapat mengingatkan kembali butir-butir pokok perte-muan sebelumnya (1 dan 2) serta kaitannya dalam rangka adven 2008 ini.
PENGALAMAN MANUSIAWI
Pemaparan cerita/kisah
Cerita/kisah berikut dibacakan oleh pemandu atau peserta secara jelas dan pada saatnya didalami bersama-sama.
Belum lama ini, sahabatku begitu ceria. Harapan yang dinantikan akhirnya terjadi juga. Jerawati namanya. Begitulah, tidak menyangka, relasi dengan Panurata akhirnya kembali segar, meski masih ada se-nyum kecut di bibirnya yang tebal! Relasi itu kembali segar, sejak Je-rawati mengirimkan Pizza Hut kesenangan Panurata!
Namun benarkah, Pizza Hut itu meluluhkan hati Panurata yang sempat dendam pada Jerawati? Kalau begitu, rendahkah harga diri Jerawati, sehingga ia dimaafkan karena kirim Pizza? Ataukah Pizza itu membe-rikan "kegembiraan" untuk Panurata yang sedang kesepian? Menurut-ku kalau itu benar-benar terjadi, nilai pengampunan hanya diukur ma-terialistis banget... jangan-jangan senyum itu senyum matrek. Orang mengampuni kok karena hobbynya dipenuhi... Waaaah! Atau biarlah meski matrek, toh akhirnya bisa tersenyum?
Rasa-rasanya... Jerawati tetap "diacungi jempol" karena ia tidak lagi gengsi untuk memberi pizza itu kepada Panurata meski rasanya "sakit hati" itu belum sungguh sungguh hilang. Namun, itulah sebuah usaha yang luar biasa untuk "membuat komunikasi" tercipta kembali. Dia ber-harap, pizza itu menjadi sebuah "tali kasih" yang menyambung kembali relasi yang sudah terpatah. Itulah tanda Jerawati mulai matang sebagai pribadi.
Begitulah juga harapan untuk Panurata. Semoga Panurata tidak meng-ampuni hanya gara gara diberi pizza itu, tapi ia mengampuni dengan tulus hati..... Dengan tulus hati itu, berarti ia tidak lagi memandang Jerawati dengan kacamatanya sendiri. Ia tidak lagi menghakimi, mela-inkan percaya penuh harapan bahwa orang yang bersalah itu mampu tumbuh dan berkembang makin baik!
Pertanyaan panduan sharing
1. Apakah sikap Panurata dapat dibenarkan kalau ia mengampuni Jerawati karena hobbynya makan pizza sudah terpuaskan? Menga-pa?
2. Apakah tindakan Jerawati dapat dibenarknya kalau ia mau mem-bina relasi dengan Panurata, tapi dengan cara memberi “pizza” kesukaan Panurata?
3. Siapakah yang memiliki “harapan” untuk memulihkan relasi yang telah hambar antara Panurata dan Jerawati? Mengapa?
4. Apakah cerita “Panurata dan Jerawati” tadi juga pernah terjadi di lingkungan atau keluarga Anda?
PENGALAMAN IMAN
Rangkuman dan pengantar bacaan Kitab Suci . Diusahakan agar pemandu merangkum hasil Panduan pertanyaan no. 1 dan 4. Pemandu menyampaikan pengantar untuk merenungkan Kitab Suci dengan kata-kata sendiri. Pengantar berikut hanya merupakan contoh.
Setelah kita mensharingkan kisah tadi dan mengaitkan dengan hidup keluarga kita, sebagaimana Jerawati berinisiatif untuk mem-bangun relasi dengan Panurata, apapun caranya, demikian pula dalam kitab nabi Yesaya, kita akan mengenal figur Yesaya yang berinisiatif untuk mengembalikan relasi umat-Nya yang sedang putus asa dalam masa pembuangan dengan cara meyakinkan dirinya sebagai “utusan Allah” yang dipanggil untuk membebaskan orang dari segala penderi-taannya.
Nabi Yesaya mewartakan pengharapan akan kehadiran Tuhan yang akan mengubah nasib mereka. Relasi dengan Tuhan yang dira-sakan “kering dan tiada harapan lagi” menjadi saat-saat istimewa bagi Yesaya untuk mewartakan JANJI TUHAN yang akan terjadi. Janji itu dipenuhi oleh Tuhan dalam kerjasama dengan nabi Yesaya.
Tuhan membutuhkan kehadiran Yesaya di tengah orang seng-sara, orang yang remuk redam, dan orang tawanan, orang yang ter-kurung. Bagaimana Yesaya bersedia hadir di tengah-tengah mereka yang menderita, kalau Yesaya tidak mengambil keputusan apapun dan berdiam diri. Keputusan itu dibuat oleh Yesaya, karena ia mampu mendengarkan rencana Allah pada diri-Nya. Kemampuan itu diberikan oleh Roh Tuhan. “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku”. Bagaimanakah Roh itu berkarya secara nyata, kalau “Yesaya tidak bangkit, berdiri, berjalan dan menemui orang orang yang sedang berputus asa dan menderita?” Sekarang kita akan membaca, memahami dan merenungkan cu-plikan dari kitab nabi Yesaya
Bacaan dari Kitab Nabi Yesaya 61:1-11
1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah meng-urapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang re-muk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,
2 untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,
3 untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
4 Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.
5 Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu.
6 Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka.
7 Sebagai ganti bahwa kamu mendapat malu dua kali lipat, dan sebagai ganti noda dan ludah yang menjadi bagianmu, kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.
8 Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu.
9 Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN.
10 Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.
11 Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.
Panduan pertanyaan
1. Siapakah yang berinisiatif memanggil Yesaya untuk terlibat membe-baskan orang-orang dari penderitaannya?
2. Manakah janji Tuhan yang akan terjadi kepada umat Israel yang berada dalam pembuangan?
Pemandu merangkum butir-butir pokok dalam bagian ini.
REFLEKSI DAN KEPUTUSAN IMAN (AKSI NYATA)
Refleksi
Pemandu selanjutnya mengajak peserta untuk refleksi.
Butir-butir refleksi berikut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pe-mandu bertolak dari situasi konkrit peserta.
Dalam kaitan dengan hidup berkeluarga:
1. Siapakah yang memanggil Anda untuk hidup sebagai suami dan isteri? Apakah Anda sungguh yakin akan panggilan Anda? Mengapa?
2. Dari anggota keluarga: siapakah yang akan berinisiatif untuk per-tama-tama berusaha “menyegarkan relasi” yang hambar dan kering akibat konflik keuangan, konflik beda pendapat dst?
3. Bagaimanakah cara untuk menyegarkan relasi antar anggota keluarga yang sudah “kering”, tidak hangat? Ingatkah Anda akan Janji Nikah Anda?kalau ingat, lalu apakah yang harus dibuat?
4. Mungkinkah hidup dalam keluarga itu mengalami damai tanpa “doa”, tanpa menaruh harapan bahwa sesamaku bisa tumbuh dan berkembang, dan tanpa keberanian untuk “terlibat” dalam mengampuni agar relasi makin membaik? Mengapa?
5. Apakah Anda mampu mengampuni? Kalau tidak mampu, apakah Anda berdoa kepada Bapa dan meminta Roh Kudus agar mampu mengampuni sehingga segarlah kembali relasi dalam keluarga?
Peneguhan
Saudara-Saudara terkasih, setelah sharing cerita tentang Panurata dan Jerawati, serta mendalami bacaan di atas, kita menemukan beberapa gagasan inspiratif untuk hidup keluarga kita.
1. Roh Tuhan yang hadir dalam diri Yesaya, sekarang Roh Tuhan itu, yakni Roh Kudus juga hadir dalam keluarga berkat sakramen baptis dan sakramen perkawinan. Akan tetapi Roh itu tidak akan otomatis berkarya kalau kita tidak membuka diri dan meminta kehadiran-Nya.
2. Yesaya mengalami karya Roh Tuhan untuk hadir dan terlibat mem-bawa tanda pengharapan di tengah orang yang putus asa dan tertindas, karena Yesaya terbuka dan memutuskan untuk menerima Roh itu.
3. Demikianlah kita, harus membuka diri untuk terbuka dan meminta supaya Roh Kudus mengubah hati kita yang beku dan keras membatu, agar menjadi hati yang lemah lembut, sehingga tidak lagi terjadi “sikap mau membela diri sendiri dan mau menangnya sendiri” melainkan menjadi sikap yang murah hati untuk meng-ampuni, dan terbuka untuk dikritik serta berkembang lebih baik lagi.
4. Dengan sikap murah hati itulah kita menjadi “tanda pengharapan Tuhan” di tengah relasi keluarga yang sering kering dan hambar akibat konflik. Menjadi tanda pengharapan di tengah konflik, tidak lain adalah “mau mengampuni”: bukan melupakan kesalahan, melainkan memberi kesempatan bahwa orang itu bisa dipercaya tumbuh dan berkembang dari kerapuhannya!
5. Kita tidak mampu mengampuni tanpa mohon karunia Roh Kudus, karena pengampunan itu melawan kuasa dosa. Hanya dalam ker-jasama dengan Roh Tuhan itu, sebagai anak-anak Allah, kita akan mampu bertindak mengampuni tanpa batas kepada sesamaku dalam keluarga (bdk. Rom 8:15). Dengan mengampuni, kita meng-alami “kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!’
Membangun Niat
Tuliskan niat pribadi Anda pada sebuah potongan kertas! Ingatlah dan kerjakan dalam hidup Anda sebagai suami, isteri, ayah, ibu atau anak! Simpanlah kartu itu dengan cara menempel di meja kerja, di pintu atau di buku harian Anda!
PENUTUP
Doa Penutup
Untuk Doa Penutup, pemandu atau peserta yang telah ditunjuk se-belumnya dapat menyiapkan dan membawakannya sesuai dengan situ-asi konkrit umat dalam kelompok.
Lagu Penutup
Seluruh pertemuan bisa diakhiri dengan Lagu Penutup yang telah di-pilih dan disesuaikan dengan tema pertemuan yang dibahas, jika hal itu dipandang perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar